Kesejahteraan Masyarakat
7 Desa di Sekitar Gunung Lewotobi Siaga Banjir Lahar Dingin Pasca Erupsi
Situasi darurat melanda tujuh desa di sekitar Gunung Lewotobi akibat letusan, dan langkah-langkah apa yang diambil untuk melindungi warga?

Saat ini kita sedang menghadapi situasi serius karena tujuh desa di dekat Gunung Lewotobi—Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, dan Nawakote—dalam siaga tinggi terhadap banjir lumpur menyusul letusan-letusan terkini. Dengan tiga letusan besar dan curah hujan yang tinggi, risiko ini telah meningkat secara signifikan. Otoritas lokal sedang berkoordinasi untuk rencana darurat, menekankan pentingnya langkah-langkah keselamatan seperti memastikan jalur evakuasi tetap jelas dan meminimalkan aktivitas dalam radius 5 kilometer. Sangat penting bagi warga untuk tetap mendapatkan informasi tentang aktivitas vulkanik yang berlangsung dan memahami risiko spesifik dari aliran lumpur. Kita akan segera mengetahui lebih banyak tentang strategi persiapan dan respons komunitas.
Tinjauan Erupsi
Pada tanggal 2 Januari 2025, Gunung Lewotobi Male mengejutkan kita dengan tiga letusan signifikan, mengirimkan kolom abu yang menjulang antara 500 dan 1.200 meter di atas kawah.
Kita mengamati bahwa letusan ketiga, khususnya, mencatatkan amplitudo sebesar 29,6 milimeter dan berlangsung sekitar 2 menit dan 13 detik, menyoroti intensitas dari aktivitas vulkanik ini.
Sebelum letusan ini, level siaga gunung tersebut telah diturunkan menjadi Level III (Siaga) pada tanggal 24 Desember 2024, yang membuat banyak orang percaya bahwa risikonya telah berkurang.
Namun, dampak letusan tersebut langsung terasa dan mendalam, mengingatkan kita pada ketidakpastian alam.
Saat kita menganalisis situasi, penting untuk memahami bahwa desa-desa di sekitar, termasuk Dulipali dan Padang Pasir, sekarang dalam siaga tinggi.
Penduduk disarankan untuk menghindari aktivitas dalam radius 5 kilometer dari pusat letusan dan untuk menggunakan masker untuk melindungi dari inhalasi abu.
Aktivitas vulkanik ini berfungsi sebagai pengingat keras tentang garis tipis antara keamanan dan bahaya, menekankan perlunya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi fenomena alam seperti ini.
Desa-desa yang Terancam
Desa-desa di sekitar Gunung Lewotobi Male menghadapi ancaman segera karena letusan gunung berapi baru-baru ini telah meningkatkan kekhawatiran tentang potensi banjir lahar. Tujuh desa—Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, dan Nawakote—kini dalam keadaan siaga. Curah hujan yang tinggi dapat memperburuk risiko ini, membahayakan infrastruktur desa dan penduduknya.
Otoritas lokal sedang dalam keadaan siaga tinggi, mengoordinasikan tanggapan darurat dan mendesak kita untuk tetap waspada. Badan Geologi telah mengeluarkan peringatan, menekankan perlunya memahami kondisi sungai dan aktivitas vulkanik. Kita harus mengakui pentingnya jalur evakuasi yang jelas dalam masa-masa kritis ini.
Untuk menggambarkan dampak potensial pada desa-desa kita, pertimbangkan tabel berikut:
Nama Desa | Tingkat Risiko |
---|---|
Dulipali | Tinggi |
Padang Pasir | Sedang |
Nobo | Tinggi |
Klatanlo | Sedang |
Hokengjaya | Tinggi |
Tabel ini menekankan bagaimana berbagai desa menghadapi tingkat risiko yang berbeda. Sangat penting bagi kita semua untuk tetap terinformasi dan siap, memastikan keselamatan kita saat kita menghadapi tantangan ini bersama-sama.
Tindakan Pencegahan Keselamatan
Mengingat aktivitas vulkanik yang terus berlangsung di sekitar Gunung Lewotobi, kita harus mengutamakan tindakan pencegahan keamanan untuk melindungi diri kita dan komunitas kita.
Pertama, kita harus menghindari semua aktivitas dalam radius 5 kilometer dari gunung berapi, karena risiko erupsi dan lahar sangat besar. Penting bagi kita untuk membekali diri dengan perlengkapan keselamatan yang tepat, termasuk masker, untuk melindungi dari risiko kesehatan pernapasan akibat abu vulkanik.
Otoritas lokal telah menetapkan zona keamanan 6 kilometer di sektor barat daya dan utara-timur laut, yang harus kita patuhi. Selama hujan lebat, potensi banjir lahar sangat tinggi, terutama di desa-desa seperti Dulipali dan Nawakote.
Kita perlu tetap mendapatkan informasi tentang rute evakuasi dan memastikan setiap orang di komunitas kita mengetahuinya dengan baik. Pemantauan terus-menerus terhadap aktivitas vulkanik sangat penting, dan berpartisipasi dalam latihan kesiapsiagaan komunitas akan meningkatkan kemampuan kita dalam merespons jika terjadi keadaan darurat.
Mari tetap waspada dan proaktif, memastikan bahwa kita siap untuk bertindak dengan cepat jika diperlukan. Dengan berkolaborasi dan berbagi informasi, kita dapat melindungi nyawa kita dan orang-orang terkasih saat kita menghadapi situasi yang tidak pasti ini bersama-sama.
Pemberitahuan Kesehatan
Menggunakan masker atau penutup wajah telah menjadi esensial bagi penduduk di desa-desa sekitar Gunung Lewotobi, karena abu vulkanik menimbulkan risiko kesehatan pernapasan yang signifikan. Letusan terbaru pada 2 Januari 2025 telah meningkatkan kekhawatiran ini, membuat penting bagi kita untuk memprioritaskan kesejahteraan kita.
Nasihat kesehatan publik menekankan pentingnya menggunakan tindakan perlindungan untuk mengurangi dampak jatuhnya abu, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan serius.
Saat kita menghadapi situasi yang menantang ini, kita harus tetap waspada. Kehadiran abu vulkanik di udara secara dramatis meningkatkan risiko masalah kesehatan pernapasan, dan mengambil tindakan pencegahan sangat vital.
Otoritas kesehatan lokal merekomendasikan agar kita memantau setiap gejala terkait inhalasi abu, seperti batuk, kesulitan bernapas, atau iritasi tenggorokan, dan mencari perhatian medis jika gejala-gejala ini muncul.
Pembaruan terus-menerus tentang tindakan keselamatan kesehatan akan disediakan seiring berlanjutnya aktivitas vulkanik, memastikan bahwa kita tetap mendapat informasi tentang praktik terbaik untuk perlindungan kesehatan.
Rencana Tanggap Darurat
Mengaktifkan rencana tanggap darurat sangat penting untuk keselamatan komunitas kita di sekitar Gunung Lewotobi mengingat aktivitas vulkanik yang baru-baru ini. Kita menghadapi risiko tinggi banjir lahar, dan sangat penting bagi kita untuk memiliki protokol darurat yang kuat. Agen pemerintah lokal telah memulai rencana ini, yang menekankan strategi koordinasi di antara tim manajemen bencana.
Untuk memahami kesiapan kita, pertimbangkan tabel berikut yang merangkum tindakan kunci:
Tindakan | Agen Penanggung Jawab | Jadwal |
---|---|---|
Aktifkan rencana tanggap | Pemerintah Lokal | Segera |
Melakukan latihan | Tim Keterlibatan Komunitas | Dalam dua minggu |
Memantau kondisi sungai | Agen Lingkungan | Setiap hari |
Meluncurkan pendidikan publik | Jangkauan Komunitas | Berkelanjutan |
Mengeluarkan peringatan | Tim Manajemen Bencana | Sesuai kebutuhan |
Kesiapsiagaan Komunitas
Saat kita menilai kesiapan komunitas di sekitar Gunung Lewotobi, menjadi jelas bahwa memahami risiko banjir lahar sangat penting.
Kita harus terlibat dalam program kesadaran dan pendidikan tentang rencana tanggap darurat untuk memperkuat kesiapan kita.
Rencana Tanggap Darurat
Mengingat aktivitas vulkanik terbaru, kita harus mengutamakan pengembangan rencana tanggap darurat yang kuat di dalam komunitas kita di sekitar Gunung Lewotobi. Risiko banjir lahar telah meningkat, membuat penting bagi kita untuk menilai bahaya ini secara menyeluruh. Dengan melakukan penilaian risiko yang komprehensif, kita dapat mengidentifikasi kerentanan dan merancang rute evakuasi yang efektif.
Latihan kesiapsiagaan akan memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa setiap warga tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi darurat. Kolaborasi dengan otoritas lokal sangat penting; kita perlu menetapkan saluran komunikasi yang jelas untuk pembaruan tepat waktu tentang aktivitas vulkanik dan risiko lahar yang potensial.
Untuk lebih mengilustrasikan perencanaan kita, berikut adalah gambaran sederhana dari elemen-elemen kunci yang harus kita fokuskan:
Komponen Rencana Tanggap Darurat | Tindakan yang Diperlukan |
---|---|
Penilaian Risiko | Identifikasi bahaya dan kerentanan |
Rute Evakuasi | Peta dan komunikasikan jalur aman |
Latihan Komunitas | Latihan tanggapan secara rutin |
Bekerja sama dengan tim manajemen bencana lokal akan memungkinkan kita untuk meninjau dan menyempurnakan rencana-rencana kita secara berkelanjutan. Dengan tetap informasi dan siap, kita dapat melindungi komunitas kita dan memastikan keselamatan kita selama peristiwa vulkanik.
Program Kesadaran Komunitas
Program kesadaran komunitas berada di garis depan upaya kami untuk mempersiapkan ancaman potensial yang ditimbulkan oleh banjir lahar setelah erupsi gunung berapi di sekitar Gunung Lewotobi. Dengan fokus pada keterlibatan komunitas, kami sedang memupuk budaya ketahanan bencana di antara penduduk Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Boru, dan Nawakote.
Otoritas lokal memberi prioritas pada latihan kesiapsiagaan, memastikan kita semua tahu bagaimana merespons secara efektif ketika menghadapi risiko lahar. Menjaga informasi tentang kondisi cuaca dan aktivitas vulkanik adalah sangat penting. Kita harus secara aktif mencari pembaruan dan memperhatikan peringatan untuk melindungi keluarga dan komunitas kita.
Dengan berkolaborasi dengan pemerintah lokal dan lembaga geologi, kita dapat mengakses informasi tepat waktu tentang dinamika lahar dan tindakan keamanan. Kemitraan ini meningkatkan kesiapsiagaan kolektif kita.
Inisiatif pendidikan memainkan peran kunci, membantu kita mengembangkan rencana tanggap darurat dan mempromosikan protokol keselamatan yang vital. Dengan berpartisipasi dalam program ini, kita bukan hanya penerima informasi yang pasif; kita menjadi peserta aktif dalam keselamatan dan kesejahteraan kita.
Bersama-sama, kita dapat membangun komunitas yang lebih tangguh, siap menghadapi tantangan apa pun yang mungkin dilemparkan alam kepada kita.
Edukasi Risiko Lahar
Memahami risiko yang terkait dengan banjir lahar sangat penting untuk keselamatan dan kesiapsiagaan kita. Sebagai penduduk di bawah bayangan Gunung Lewotobi, kita harus mengutamakan pendidikan tentang aliran lahar dan melibatkan penilaian risiko yang menyeluruh. Hujan lebat dapat memicu lahar yang menghancurkan, dan mengetahui cara merespons sangat krusial untuk kelangsungan hidup kita.
Tindakan | Pentingnya | Frekuensi |
---|---|---|
Memantau kondisi sungai | Peringatan dini lahar | Harian selama musim hujan |
Menghadiri pertemuan komunitas | Tetap terinformasi dan siap | Bulanan atau sesuai kebutuhan |
Berkolaborasi dengan pejabat | Mengembangkan rencana yang efektif | Berkelanjutan |
Pemantauan dan Pembaruan
Kewaspadaan berkelanjutan sangat penting seiring kita memantau aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi, terutama menyusul erupsi terkini yang telah memicu kekhawatiran di desa-desa sekitar. Pengumpulan data yang berkesinambungan sangat diperlukan, dan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berada di garis depan, mendokumentasikan aktivitas seismik.
Dengan tercatatnya 15 gempa erupsi dan 12 gempa longsor, penilaian ancaman kita menunjukkan risiko yang meningkat untuk banjir lahar, terutama di tujuh desa yang rentan seperti Dulipali dan Nawakote.
Untuk memastikan keselamatan publik, kita harus tetap mendapatkan informasi terbaru tentang aktivitas vulkanik dan pola curah hujan. Badan Geologi telah mengeluarkan peringatan, mendesak kita untuk memantau kondisi sungai dengan seksama. Komunikasi reguler dengan pemerintah lokal dan penduduk menjaga semua orang tetap sadar dan siap menghadapi potensi bahaya.
Selain itu, keterlibatan masyarakat memainkan peran penting dalam upaya pemantauan kita. Dengan berpartisipasi dalam praktik keselamatan dan berbagi informasi, kita dapat secara kolektif mengurangi risiko yang terkait dengan aktivitas vulkanik dan aliran lahar.
Bersama-sama, kita dapat menghadapi situasi yang menantang ini dan melindungi rumah serta keluarga kita dari ancaman yang ditimbulkan oleh Gunung Lewotobi.
Kesejahteraan Masyarakat
Solusi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja di Tengah Krisis Ekonomi
Temukan solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja selama krisis ekonomi, mendorong ketahanan dan stabilitas dengan cara yang tak terduga. Bisakah strategi ini mentransformasi masa depan?

Kesejahteraan pekerja adalah pilar penting dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan di Indonesia, kita telah melihat langkah signifikan menuju peningkatan aspek ini melalui inisiatif jaminan sosial yang ditargetkan. Implementasi program jaminan sosial yang komprehensif, seperti BPJS Ketenagakerjaan, telah mendaftarkan sekitar 51 juta pekerja, menyediakan mereka dengan manfaat penting yang langsung meningkatkan kesejahteraan mereka. Inisiatif ini tidak hanya mendukung pekerja individu tetapi juga berkontribusi pada stabilitas ekonomi secara keseluruhan dengan memastikan bahwa sebagian besar tenaga kerja kita dilindungi.
Selain itu, program Bantuan Langsung Tunai Bersyarat (PKH) pemerintah telah meningkatkan pendanaannya selama pandemi, naik dari Rp29,1 triliun menjadi Rp41,97 triliun. Program ini menargetkan sekitar 10 juta keluarga berpenghasilan rendah, membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dengan memberikan bantuan keuangan kepada segmen populasi yang paling rentan, kita sedang memupuk lingkungan ekonomi yang lebih tangguh. Ketika keluarga memiliki kebutuhan dasar mereka terpenuhi, mereka lebih siap untuk berkontribusi pada ekonomi, menciptakan efek bergelombang yang meningkatkan stabilitas ekonomi.
Pengakuan melalui penghargaan Anugerah Paritrana menunjukkan pentingnya mempromosikan praktik terbaik dalam kesejahteraan pekerja. Dengan menghormati pemerintah daerah dan perusahaan yang berdedikasi pada jaminan sosial, kita tidak hanya memberi penghargaan atas perilaku baik; kita juga menetapkan standar bagi yang lain untuk mengikuti. Pengakuan ini memotivasi lebih banyak entitas untuk berinvestasi dalam tindakan jaminan sosial, yang pada akhirnya menyebabkan tenaga kerja yang lebih sehat. Tenaga kerja yang berkomitmen kurang rentan terhadap krisis ekonomi, dan itu adalah kemenangan untuk semua orang.
Manfaat yang ditingkatkan di bawah Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2019 menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Pencantuman dukungan “Kembali Bekerja” untuk korban kecelakaan dan beasiswa pendidikan untuk anak-anak mereka memastikan bahwa pekerja dan keluarga mereka memiliki akses ke sumber daya penting. Langkah tersebut tidak hanya mengurangi kesulitan langsung tetapi juga membangun dasar untuk stabilitas ekonomi jangka panjang, memberdayakan keluarga untuk berinvestasi dalam pendidikan dan peluang masa depan.
Ketika kita menavigasi kompleksitas pemulihan ekonomi, alokasi pemerintah sebesar Rp230,21 triliun untuk tindakan perlindungan sosial berfokus pada sektor yang rentan seperti petani dan pekerja. Dengan mengutamakan kelompok-kelompok ini, kita memastikan bahwa mereka yang sering menjadi tulang punggung ekonomi kita menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk bertahan dari fluktuasi ekonomi.
Pada intinya, memupuk kesejahteraan pekerja melalui inisiatif jaminan sosial yang kuat bukan hanya tindakan belas kasih; itu adalah investasi strategis di masa depan kolektif kita. Dengan memastikan stabilitas ekonomi, kita sedang membuka jalan untuk Indonesia yang lebih makmur bagi semua.
Kesejahteraan Masyarakat
Dampak Sosial-Ekonomi, Karyawan Sritex Stres Tanpa Bonus Hari Raya Idul Fitri
Di ambang Hari Raya Idul Fitri, para pekerja Sritex menghadapi tekanan finansial yang meningkat karena bonus yang tidak dibayar mengancam perayaan mereka, membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana mereka akan mengatasi situasi ini.

Seiring mendekatnya musim perayaan, hampir 11.000 karyawan Sritex menghadapi tekanan finansial yang signifikan karena belum dibayarkannya pesangon dan bonus hari raya menyusul kebangkrutan perusahaan tersebut. Waktu pemecatan massal yang terjadi tepat sebelum Ramadan 2025, menimbulkan pertanyaan kritis mengenai niat perusahaan, terutama terkait penghindaran pembayaran bonus hari raya (THR) yang wajib. Situasi ini tidak hanya membahayakan stabilitas finansial para pekerja tersebut tetapi juga menimbulkan bayang-bayang atas semangat musim tersebut.
Dalam menganalisis penderitaan para karyawan ini, kita harus mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari kesulitan finansial mereka. Ketidakadaan pembayaran pesangon dan bonus hari raya di waktu yang biasanya direservasi untuk perayaan memperburuk beban ekonomi mereka. Seperti kita ketahui, musim perayaan sering kali datang dengan harapan finansial yang meningkat, dan bagi mereka yang tiba-tiba kehilangan penghasilan, tekanannya sangat akut.
Penting bagi kita untuk mengakui dampak emosional dari situasi ini terhadap individu dan keluarga, saat mereka menavigasi tantangan ganda dari pengangguran dan ketiadaan dukungan finansial yang diharapkan.
Advokasi karyawan memainkan peran krusial dalam skenario ini. Pekerja yang terdampak telah mulai berkumpul untuk memperjuangkan hak mereka, menuntut pembayaran tunjangan hari raya yang harusnya mereka terima. Aksi kolektif ini tidak hanya menyoroti kebutuhan mereka secara langsung tetapi juga menegaskan kesadaran yang meningkat tentang pentingnya hak-hak pekerja dalam masa krisis perusahaan.
Pengakuan dari Menteri Ketenagakerjaan bahwa pesangon dan tunjangan hari raya akan bersumber dari likuidasi aset perusahaan memberikan sedikit harapan tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang jadwal dan efektivitas dari tindakan tersebut.
Ketika kita mengeksplorasi dinamika sosial dan ekonomi yang ada, menjadi jelas bahwa dampak dari kebangkrutan Sritex melampaui kesulitan finansial individu. Pengalaman kolektif dari para karyawan ini menggambarkan keterkaitan antara stabilitas ekonomi dan kesejahteraan sosial, khususnya selama periode kritis seperti Ramadan.
Keluarga yang menghadapi ketidakpastian finansial mungkin akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, apalagi berpartisipasi dalam tradisi hari raya.
Kesejahteraan Masyarakat
Anggota Parlemen Mengungkapkan Kekecewaan Terhadap Sritex Mengenai Bonus Liburan Karyawan
Mengutip dampaknya terhadap lebih dari 11.000 pekerja, anggota parlemen menuntut pertanggungjawaban dari Sritex atas bonus hari raya yang tidak dibayar—apa yang akan terjadi selanjutnya?

Anggota Parlemen menyatakan kekecewaan mereka terhadap Sritex atas kegagalannya dalam membayar tunjangan hari raya (THR) kepada lebih dari 11.000 pekerja yang di-PHK. Situasi ini tidak hanya mencerminkan buruknya perusahaan tetapi juga memunculkan pertanyaan serius mengenai komitmen mereka terhadap hak-hak pekerja. Sebagai perwakilan rakyat, anggota parlemen seperti Irma Suryani dari fraksi NasDem dengan tepat mengkritik Sritex karena mengabaikan kewajibannya, terutama pada saat banyak keluarga mengandalkan tunjangan ini untuk stabilitas finansial.
Jumlah pekerja yang terdampak, lebih dari 11.000, menunjukkan betapa seriusnya situasi ini. Ini bukan hanya statistik; ini adalah sebagian besar dari tenaga kerja yang berjuang dengan ketidakpastian yang dibawa oleh PHK, terutama di periode sebelum Ramadan. Selama musim perayaan, ketergantungan pada tunjangan hari raya menjadi lebih terasa, dan kekurangan pembayaran ini menambah penderitaan individu dan keluarga mereka.
Sangat penting bagi perusahaan untuk mengakui peran mereka dalam melindungi hak-hak pekerja, terutama ketika kesulitan ekonomi muncul. Pendekatan Sritex dalam mendanai pembayaran pesangon juga telah menarik perhatian. Ketergantungan perusahaan pada likuidasi aset untuk memenuhi kewajibannya menimbulkan kekhawatiran etis. Reaksi para anggota parlemen terhadap metode ini menunjukkan tuntutan yang berkembang untuk pertanggungjawaban, karena jelas bahwa mengandalkan tindakan seperti itu dapat membuat pekerja rentan.
Seruan untuk pembayaran THR segera bukan hanya permintaan untuk bantuan finansial; itu adalah tuntutan untuk menghormati kontribusi para pekerja ini. Dalam menghadapi proses kepailitan saat ini oleh Sritex, beberapa anggota Parlemen, termasuk Zainul Munasichin, mengusulkan agar kurator harus memajukan pembayaran THR. Usulan ini mencerminkan pendekatan pragmatis untuk melindungi hak-hak pekerja dalam masa yang penuh gejolak.
Hal ini juga menunjukkan komitmen para legislator untuk memastikan bahwa para pekerja menerima apa yang mereka layak dapatkan, meskipun perusahaan menghadapi kesulitan finansial. Saat kita mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari situasi ini, jelas bahwa sentimen publik berubah menjadi lebih kritis terhadap praktik korporat. Ekspektasi agar perusahaan bertindak secara bertanggung jawab dan menjaga hak-hak pekerja semakin meningkat.
Para anggota parlemen tidak hanya bereaksi terhadap insiden tertentu; mereka menganjurkan perubahan sistemik yang mengutamakan kesejahteraan pekerja, terutama selama waktu penting seperti musim liburan. Seruan kepada Sritex untuk memenuhi kewajibannya merupakan pengingat bahwa hak-hak pekerja harus tetap menjadi fokus utama tanggung jawab korporat.
-
Sosial2 hari ago
Pengacara dan Aktivis Buruh Menuntut Sritex Memenuhi Kewajiban Bonus Hari Raya
-
Politik2 hari ago
Undangan bagi Audiens, Anggota Parlemen Mendorong Dialog Antara Sritex dan Karyawan
-
Kesejahteraan Masyarakat2 hari ago
Anggota Parlemen Mengungkapkan Kekecewaan Terhadap Sritex Mengenai Bonus Liburan Karyawan
-
Kesejahteraan Masyarakat2 hari ago
Dampak Sosial-Ekonomi, Karyawan Sritex Stres Tanpa Bonus Hari Raya Idul Fitri
-
Politik2 hari ago
Sritex Dibanjiri Pertanyaan, Mengapa Tidak Membayar THR kepada Karyawan?
-
Ekonomi23 jam ago
Pekerja Indonesia Berjuang Melawan Inflasi dan Pembatasan Upah
-
Kesejahteraan Masyarakat22 jam ago
Solusi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja di Tengah Krisis Ekonomi
-
Politik22 jam ago
Reaksi Pemerintah dan Masyarakat terhadap Masalah Pendapatan Pekerja yang Stagnan di Indonesia