Politik
Solidaritas Pelajar: Tolak Revisi Bersamaan Undang-Undang TNI, Polisi, dan Kejaksaan
Melawan revisi simultan undang-undang militer, kepolisian, dan kejaksaan sangat penting untuk melindungi demokrasi kita—ketahui apa saja yang dipertaruhkan dalam pertarungan ini.

Kami bersatu dalam penentangan kami terhadap revisi simultan undang-undang yang mengatur militer, kepolisian, dan kejaksaan. Perubahan ini mengancam dasar-dasar demokrasi kami dan dapat mengarah pada peningkatan sensor dan penyalahgunaan kekuasaan. Kita tidak dapat membiarkan pengikisan hak sipil kita berlangsung tanpa perlawanan. Dengan mendukung akuntabilitas dan transparansi, kami mendorong sistem yang menghormati hak-hak kami. Bergabunglah dengan kami saat kami mengeksplorasi implikasi dari perubahan yang diusulkan ini dan masa depan demokrasi kita.
Seiring kita menyaksikan gelombang protes mahasiswa di bawah spanduk “Indonesia Gelap,” menjadi jelas bahwa para aktivis muda ini bersatu melawan usulan amandemen terhadap undang-undang kritis yang mengatur militer, kepolisian, dan jaksa.
Mahasiswa-mahasiswa ini, yang didorong oleh keinginan untuk keadilan dan integritas demokrasi, menentang perubahan yang mereka lihat sebagai ancaman langsung terhadap fondasi masyarakat kita. Perluasan kekuasaan polisi yang diusulkan, terutama atas media sosial, menimbulkan kekhawatiran serius tentang sensor dan pengikisan kebebasan berekspresi.
Kita perlu mengakui pentingnya momen ini dalam aktivisme mahasiswa. Sebagai anggota Aliansi Mahasiswa Indonesia (BEM SI) dan Koalisi Masyarakat Sipil yang memimpin perjuangan, suara mereka bergema dengan kekecewaan kolektif atas kebijakan pemerintah yang tampak semakin tidak adil.
Mahasiswa tidak hanya berprotes; mereka menyerukan reformasi hukum yang mengutamakan akuntabilitas dan kesetaraan daripada otoritas yang tidak terkendali. Penguatan kekebalan untuk jaksa yang diusulkan dapat memungkinkan penyalahgunaan kekuasaan, menggoyahkan prinsip-prinsip keadilan yang kita junjung tinggi.
Selain itu, tuntutan untuk menghapus fungsi ganda militer dalam urusan sipil menyoroti aspek penting dari protes ini. Penting untuk memahami bahwa peran ganda seperti itu dapat mengaburkan batasan antara pemerintahan militer dan sipil, menciptakan lingkungan di mana prinsip-prinsip demokrasi terkompromi.
Dengan mengadvokasi pemisahan kekuasaan, mahasiswa ini menjadi pelopor visi masa depan di mana pemerintahan sipil berlaku, membuka jalan untuk sistem yang lebih transparan dan akuntabel.
Seruan untuk reformasi polisi yang komprehensif adalah pilar lain dari gerakan ini. Kita semua tahu bahwa praktik represif tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang menghargai hak asasi manusia dan kebebasan sipil.
Mahasiswa benar untuk menuntut kepolisian yang menghormati daripada mengintimidasi, memastikan bahwa kebebasan kita dilindungi, bukan dilanggar.
Seiring kita terus mengamati gelombang aktivisme mahasiswa yang kuat ini, sangat penting bahwa kita memberikan dukungan kita. Momentum yang telah dihasilkan oleh para pemimpin muda ini tidak hanya tentang satu set reformasi hukum; ini tentang merebut kembali demokrasi kita dan memastikan bahwa suara setiap warga negara didengar.
Perjuangan melawan undang-undang yang tidak adil adalah perjuangan kita semua, dan bersama-sama, kita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masa depan bangsa kita. Mari berdiri bersama dengan para aktivis berani ini saat mereka berjuang untuk Indonesia yang lebih cerah dan lebih bebas.